Nasikhdan Mansukh. Naskh secara bahasa artinya: menghilangkan, menghapuskan, memindahkan, menulis. Adapun secara istilah, maka ada dua macam: Pertama. Naskh menurut istilah para ulama ushul fiqih Muta-akhirin. Mereka memiliki ta’rif yang berbeda-beda. Al-Baidhowi rahimahullah (wafat 685 H) mendefinisikan dengan, “Naskh adalah Beritaterkini dan terpercaya dari Indonesia dan dunia seputar politik, ekonomi, bisnis, humaniora, gaya hidup, hiburan, sepak bola, otomotif Magna hadirkan galeri kedua di Jakarta dan jasa konstruksi interior. 28 Juli 2022 09:03. Hiburan. Sinema; Musik; Pentas; Philips GoPure Air Purifier hadirkan udara bersih di dalam mobil. 1 Agustus WajahPelaku Penganiaya Terekam Jelas, Pria Bertopi Disorot. 11/04/2022. TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Tampang pelaku pengeroyokan penggiat media sosial, Ade Armando terlihat jelas. Meski beberapa circlepertemanan artinya kelompok atau juga jaringan pertemanan. sedangkan circle pertemanan di sini memiliki arti yang khusus. Apabila istilah tersebut digunakan dalam konteks pertemanan, berarti lingkaran ini mengacu pada kelompok atau pergaulan yang terbatas. Biasanya kelompok terbatas ini memiliki hobi dan tujuan yang sama. Berikutpenjelasan dua jenis pembagian musim di Indonesia. 1. Musim kemarau. Musim kemarau di Indonesia terjadi pada April-Oktober. Dalam rincian prediksi yang dikeluarkan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) pada Maret 2022, dari total 342 zona musim di Indonesia, sebanyak 29,8% diprediksi mengawali musim kemarau pada April. Diabilang di tengah maraknya kemunculan pinjol ilegal, membatasi izin pinjol baru memang dibutuhkan agar sektor usaha pinjol bisa berbenah dan bersih-bersih. "Kalau ini jadi dibatasi ini jadi waktu tepat untuk kami agar bisa bersih-bersih dulu dan literasi masyarakat, jadi masyarakat tahu dengan jelas ini yang legal mana yang ilegal. Pmsz4sd. JAKARTA, - Anak-anak tampak asik bermain air di sebuah foto yang diunggah akun Facebook Dinas Kebersihan DKI Jakarta. Anak-anak berjumlah lebih dari lima orang itu riang bercanda di atas Kali Baru Barat, Pancoran, Jakarta Selatan. Dinas Kebersihan menyebut keceriaan di wajah anak-anak saat bermain di kali-kali Jakarta kembali terlihat setelah kegiatan bersih-bersih sungai yang digalakkan Pemprov DKI Jakarta berbuah manis. "Perlahan tapi pasti, keceriaan itu akan dapat dirasakan oleh anak-anak kecil dengan bermain air di kali yang ada di Jakarta. Ya, inilah wajah-wajah polos yang sedang asik bermain air di kali baru barat, Pancoran-Jakarta Selatan. Selasa 17 Mei 2016," tulis Dinas Kebersihan DKI Jakarta di akun Facebooknya, Selasa. Foto itu mendapat banyak komentar. Para netizen menilai Dinas Kebersihan DKI Jakarta bekerja cukup baik. "Kalo lihat upload poto dari sudin kebersihan DKI, perasaan saya rasanya nyamaaann dan caiiiirr...banget," tulis Mutiara Juniarti Sianturi melalui akun facebooknya, Jakarta, Selasa. Namun, Pemprov DKI Jakarta tak bisa bekerja sendiri. Warga juga turut membantu menjaga kebersihan sungai salah satu caranya dengan tidak membuang sampah sembarangan."Saya juga berharap apa yang sudah dicapai saat ini oleh sudin kebersihan DKI kiranya akan berkelanjutan terus," sambung Mutiara. Komentar lainnya datang dari akun Felisianus Yudhi Lesmana. Ia mengaku teringat dengan kondisi sungai di Jakarta di tahun 1970 hingga 1980an. Saat itu, ikan masih bisa didapatkan dari sungai di Jakarta. "Jadi teringat masih kecil dulu di era tahun 70 sampai 80, pulang sekolah nggak ada lauk, cari ikan sepat di rawa dan sungai, bawa pulang terus bakar ikan. Kalo sekarang yang ada cuma ikan sapu-sapu," tulis Felisianus. Harapan lainnya juga ditumpukan pada warga DKI Jakarta agar sadar menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah dan racun limbah ke sungai. Tujuan lainnya agar ekosistem di sungai Jakarta terjaga, termasuk kehidupan ikan-ikan di dalamnya. "Terus tiap tahun ajaran baru tiap satu siswa lepas satu ekor ikan ke sungai, maka kelak cucu-cucu kita bisa makan ikan hasil tangkapan dari sungai.." tulis Mutiara lagi. Pemprov DKI kini tengah gencar melakukan pembersihan di sungai-sungai Jakarta. Aksi itu untuk mewujudkan DKI Jakarta bebas sampah di tahun 2020. Kompas TV Lurah Rekrut Warga Jadi Petugas PPSU Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Oleh Atep Afia Hidayat – DKI Jakarta memiliki luas wilayah daratan 661,52 km persegi dan lautan km persegi. Berdasarkan Sensus Penduduk 2010 berpenduduk 9,6 juta jiwa. Itu penduduk resmi yang berdomisili di Jakarta, belum termasuk para komuter dari Bodetabek dan daerah lainnya. Di wilayah DKI Jakarta mengalir beberapa sungai seperti Kali Angke, Kali Pesangrahan, Kali Grogol, Kali Krukut, Kali Cedeng, Kali Sunter, Kali Ciliwung, Kali Cipinang, Kali Buaran, Kali Cakung, dan sebagainya. Yang menjadi obyek Kamkasih atau Prokasih hanya sebagian saja, belum seluruhnya. Padahal kondisi ekologi semua sungai tersebut amat memperhatikan, tercemar berat. Dengan demikian, sudah selayaknya Kampanye Kali Bersih Kamkasih dan Program Kali Bersih Prokasih di perluas, hingga mencakup semua sungai yang ada di DKI Jakarta. Baik secara kualitas atau kuantitas Kamkasih dan Prokasih layak diperluas, lebih di masyarakatkan, hingga sasarannya benar-benar tercapai. Sungai merupakan faktor pendukung kehidupan, terutama menyangkut sumber daya perairan. Apalagi untuk wilayah DKI Jakarta yang menyandang beban semakin berat, karena tekanan jumlah penduduk dan industrialisasi. Pencemaran sungai-sungai di wilayah DKI Jakarta sudah jauh melampaui ambang batas. Hal itu tak lain karena masih rendahnya kepatuhan pengusaha dan masyarakat luas terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Atau mungkin saja berbagai perangkat hukum tersebut belum benar-benar di kenali atau belum populer. Untuk berkembangnya sadar hukum terlebih dahulu harus ada upaya pengenalan, melalui penyuluhan atau pendidikan dan latihan. Untuk terwujudnya masyarakat yang sadar lingkungan darling harus ada upaya yang di tempuh, mulai dari memasyarakatkan sadar hukum lingkungan, hingga pemberian sanksi dan hukum yang tegas terhadap para pelanggar. Sungai-sungai di DKI Jakarta harus di selamatkan, dan hal tersebut merupakan tanggung jawab semua pihak, siapa pun tanpa kecuali berhak mengamankannya. Data sekitar awal tahun 1990-an saja menunjukkan, Ciliwung mendapatkan suplai limbah tak kurang dari kg per hari, berasal dari 10 pabrik. Belum lagi berkubik-kubik sampah rumah tangga. Begitu pula kali Cipinang dialiri limbah kg setiap hari, berasal dari 32 pabrik. Lantas, bagaimana dengan kondisi saat ini ? Sebenarnya hal tersebut tak bisa di biarkan berlarut larut. Bagaimanapun keberadaan sebuah sungai menyangkut kepentingan orang banyak, sungguh tidak bermoral mengotori dan meracuninya. Sudah selayaknya, setiap industriawan ada di DKI Jakarta mematuhi SK Gubernur DKI mengenai baku mutu air limbah. Agar operasional di lapangan bias berjalan sepenuhnya, Bapedal Badan Pengendali Dampak Lingkungan harusa menjalankan fungsinya dengan optimal. Dengan kehadiran Bapedal, Pemda DKI Jakarta diharapkan lebih cepat tanggap dan lebih mampu bertindak tegas terhadap para pencemar sungai. Apalagi dengan adanya perusahaan Daerah Pengelolaan Air Limbah PD PAL seolah merupakan jawaban yang tepat. PD PAL memang di perlukan, mengingat ada puluhan ribu industri yang ada di wilayah DKI Jakarta, di hasilkan limbah padat jutaan meter kubik, gas jutaan meter kubik, dan cair ratusan ribu meter kubik. Sebagian besar limbah cair tersebut dialirkan ke sungai-sungai, baik melalui proses waste water treatment atau langsung. Kamkasih atau Prokasih DKI Jakarta hanya akan benar-benar berhasil jika mendapat dukungan segenap anggota masyarakat. Bagaimanapun semua sungai tersebut merupakan jaminan untuk kelangsungan hidup, terutama menyangkut pemenuhan kebutuhan air. Apalagi mengingat cadangan air bawah tanah ground water yang makin menipis, bahkan di beberapa kecamatan di Jakarta Utara dan Barat, air tanah sudah payau, keruh, asam dan asin karena rembesan air laut. Sekali lagi, Kamkasih dan Prokasih bukan hanya program milik Pemda DKI Jakarta, Bapedal, KLH atau pemilik pabrik, tetapi juga merupakan program seluruh warga DKI. Sudah selayaknya perdikat sebagai provinsi bersungai jernih bisa dicapai. Suatu saat, selain jernih airnya, sungai-sungai di Jakarta bisa dimanfaatkan untuk sarana transportasi dan pariwisata, sebagaimana di Amsterdam. Daya dukung lingkungan Jakarta sudah terlampaui. Artinya seumberdaya lingkungan atau alam sudah tidak mampu lagi mendukung kehidupan yang ideal bagi penduduk. Kondisi lingkungan DKI Jakarta telah mengalami degradasi, hingga berbagai ekosistem seperti sungai, laut pantai, sudah tercemar berat. Begitu pula dengan udara Jakarta, kualitasnya menurun drastis. Selain Kamkasih dan Prokasih di tuntut adanya program udara bersih, program pantai bersih, program permukiman bersih, dan sebagainya. Di antara ekosistem terdapat keterkaitan erat. Sebagai contoh di antara ekosistem sungai dengan pantai yang menjadi muara saling berpengaruh. Program kali bersih layak di perluas menjadi program lingkungan bersih Prolingsih. Atep Afia Sumber Gambar Jakarta - Membayangkan sungai atau kali yang ada di Jakarta, mungkin yang terbayang adalah hitam, bau dan penuh sampah. Tapi tidak rupanya jika aliran sungai itu dikelola dan ditata menjadi taman nan asri. Salah satunya di itu terletak di kawasan Rasuna Epicentrum, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan. Lokasinya memang tidak di pinggir jalan, tapi kawasan bisnis di mana berdiri Bakrie Tower, Epiwalk, Plaza Festival dan yang mengunjungi lokasi Kamis 3/8/2015, melihat sungai yang disulap menjadi taman itu terbentang sekitar 500 meter dengan lebar sekitar 8 meter. Pada sisi kiri taman adalah Bakrie Tower, Epiwalk dan satu gedung yang masih dibangun. Sementara seberangnya Apartemen Taman Rasuna. Foto M IqbalSungai itu sebenarnya adalah aliran kali Code yang dibendung. Di kiri kanannya disulap menjadi taman indah seperti tampak pada foto. Tidak ada lahan parkir umumnya taman di Jakarta, karena memang taman ini diperuntukkan untuk menghiasi kawasan berdiri rindang di sisi-sisi sungai, dipercantik dengan rerumputan dan bunga nan asri. Tempat duduk juga tersedia. Lampu-lampu taman dirancang unik membentuk angka 7. Lalu di pinggir sungai berdiri pagar setinggi sekitar 1,5 melihat airnya, tampak berwarna hijau dan tak tercium bau. Tak ada sampah mengambang, hanya dedauan kecil yang jatuh. Bukan itu saja, sungai itu rupanya memiliki banyak ikan. Terlihat ikan-ikan itu muncul di permukaan air yang mayoritas jenis ikan di sungai/Foto M IqbalSebuah papan peringatan di pagar sungai menampilkan tulisan "No Fishing" atau dilarang menangkap ikan. Di tengah aliran airnya, ada dua jembatan yang memotong sungai Epicentrum untuk menghubungkan apartemen dengan diketahui, sungai ini tidak mengalir karena dibendung dengan pintu air yang memisahkan dengan aliran sungai terusannya. Itulah yang menyebabkan ikan bisa ditanam di dalam penggalan sungai itu, tidak kabur ke aliran terusannya. Teknik pembendungan ini dilakukan karena sungai dan taman ini dirancang untuk fasilitas bisnis. Jika berjalan ke ujung pintu air yang merupakan batas "bendungan", terlihat jelas aliran asli air yang berwarna hitam, bau dan ada petugas kebersihan menyebut, aliran air kali Code yang sebenarnya dialihkan di sisi sungai Epicentrum secara terpisah. Aliran itu berada di bawah taman yang menjadi pedestrian dan tempat M IqbalTaman itu memang tampak sangat terawat. Sekitar 5 orang petugas kebersihan tampak tengah menyapu dan membersihkan taman sekitar pukul WIB. Dua orang lainnya menyirami taman melalui mobil tangki air bertuliskan 'Taman Rasuna'.Apakah benar-benar terawat? Tidak juga. Rupanya secantik apapun taman tak luput dari tangan usil manusia. Beberapa coretan dan grafiti terlihat jelas di beberapa lantai taman dan papan yang menuliskan dilarang memancing ikan tadi. Terlepas dari tangan usil itu, keberadaan penggalan sungai ini membuktikan bahwa kita punya potensi untuk menciptakan sungai yang bersih dan cantik, yang bisa menjadi public area space yang diidamkan pemerintah dan masyarakat. Mungkinkah sungai-sungai di Jakarta juga bisa disulap seperti Sungai Epicentrum river walk yang bersih ini? bal/dra JAKARTA, - Pendiri dan Pimpinan Indonesia Water Institute IWI Firdaus Ali mengatakan selama pandemi Covid-19 kebutuhan air masyarakat di Indonesia meningkat hingga tiga kali lipat. "Kebutuhan terhadap air bersih meningkat dengan sangat signifikan sampai tiga kali lipat di tengah krisis akibat Pandemi Covid-19," kata Firdaus dalam diskusi virtual Indonesia Water Institute, Senin 22/03/2021. Menurutnya, pandemi Covid-19 mengakibatkan semakin banyaknya konsumsi masyarakat akan air, terutama untuk kebutuhan mencuci tangan, mandi, dan kebutuhan lainnya sebagai upaya untuk menghindari juga Indonesia Krisis Air, Tingkat Ketersediaan Terendah di Asia Tenggara Hal ini sekaligus menambah tantangan baru bagi peradaban kita, karena penerapan protokol kesehatan. Akses air bersih menjadi penting untuk menerapkan anjuran mencuci tangan dan mengurangi risiko penyebaran virus. Firdaus menjelaskan pada 11 Februari 2021 lalu IWI melaporkan hasil penelitian yang dilakukan selama Oktober-November tahun 2020 tentang kebutuhan air bersih masyarakat di Indonesia. Hasilnya, sepanjang tahun 2020 selama terjadinya pandemi Covid-19 terjadi peningkatan kebutuhan masyarakat akan air yang mencapai 995 liter sampai liter per hari per rumah tersebut meningkat dari kebutuhan air pada kondisi normal yang hanya mencapai 415 liter sampai 615 liter saja per hari per rumah tangga. Baca juga Jokowi Resmikan SPAM Umbulan yang Dibangun Medco Energi dan Bangun Cipta "Jadi dengan adanya peningkatan aktivitas hygiene dan sanitasi, kebutuhan air bersih meningkat hingga tiga kali lipat dari kondisi sebelum pandemi," kata Firdaus. Beban pengeluaran masyarakat untuk mendapatkan air bersih juga meningkat lima kali lipat dibandingkan kondisi normal. "Dan ini terjadi ketika di mana masyarakat kita kehilangan sebagian pendapatan mereka, bahkan pekerjaan mereka dan peningkatan kebutuhan air ini menambah spending mereka," ujarnya. Tak hanya pemerintah, masyarakat terutama generasi Z yang merupakan populasi terbesar yakni 27,98 persen dari 272 juta penduduk Indonesia harus ikut menjaga kelangsungan ketersediaan air bersih di Indonesia. Hal itu penting agar kebutuhan air bersih di Indonesia dapat terus terpenuhi sehingga ke depan Indonesia dapat terbebas dari krisis air bersih. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. [caption id="attachment_217825" align="aligncenter" width="509" caption="Petugas kebersihan sedang membersihkan tumpukan sawah di sebuah kali di daerah Sawah Besar, Jakarta Pusat dokumentasi pribadi."][/caption] Kali dengan air yang keruh, bau, dan kotor dipenuhi sampah adalah wajah buram Jakarta. Nampaknya, tak ada satupun kali di kota ini yang betul-betul bersih dan menyejukkan kala dipandang mata. Ini adalah mimpi warga Jakarta yang entah kapan bakal terwujud. Saat pertama kali datang ke Jakarta, saya sedikit terkejut kala kendaraan yang saya tumpangi lewat di depan gedung Bina Graha bagian dari Istana Negara. Betapa tidak, ternyata Kali Ciliwung sekotor itu, padahal lokasinya tidak jauh dari Istana Negara. Merubah habitus Suatu pagi, kala berangkat ke kantor, saya tiba-tiba terperanjat ketika menyaksikan seorang ibu paruh baya menumpahkan semua isi bak sampah yang ditentangnya ke kali. Saya menjadi lemas ketika menyaksikan itu dilakoninya dengan biasa saja, tanpa rasa malu dan bersalah, bahkan sembari melempar senyum ramah ke arah saya. Menurut saya, peristiwa pagi itu adalah sumbu masalahnya, yakni soal habitus jelek kita yang membuang sampah seenak hati, yang menganggap kali sebagai bak sampah terpanjang di dunia. Semua jenis sampah dan limbah kita tumpahkan–secara langsung dan tidak langsung ke kali–tanpa rasa bersalah. Kita sering mengutuki pemerintah daerah soal banjir Jakarta yang rutin datang menyambangi kala musim penghujan tiba. Tanpa pernah merenung bahwa selokan menjadi mampet dan kali-kali mengalami pendangkalan karena ulah kita yang membuang sampah seenak hati. Kita terlalu egois dan hanya bisa menyalahkan orang lain. Merubah habitus memang bukan perkara remeh, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi habitus tersebut merupakan hasil bentukan selama puluhan tahun. Wanita paru baya yang saya kisahkan di atasmungkin telah melakoni “perbuatan tak terpujinya” selama puluhan tahun. Boleh jadi sejak dia masih kanak-kanak. Makanya dia melakukannya dengan biasa saja, tanpa ekspresi rasa bersalah sekalipun. Jika demikian, ini tentu terkait dengan proses pendidikan yang dapat menumbuhkan kesadaran bahwa membuang sampah harus pada tempat yang seharusnya sejak kanak-kanak. Dan di sini, peran keluarga dan institusi pendidikan sekolah/pendidik amatlah sentral bagaimana menumbuhkan rasa bersalah, bahkan berdosa kala membuang sampah sembarangan. Dalam masyarakat bercorak patriliniar seperti Indonesia, juga butuh campur tangan seorang pemimpin untuk merubah habitus tak baik yang telah mengakar di masyarakat. Harus ada tauladan dan contoh serta ketegasan dari para pemimpin terkait hal ini. Tak cukup hanya imbauan, harus dengan tindakan nyata. Di Jakarta para pemimpin itu adalah mulai dari gubernur hingga ketua RT/RW. Cara yang dilakukan, ketua RW. 09, Kelurahan Bidara Cina, Jakarta Timur, berikut ini mungkin salah satu upaya –meskipun sedikit pesimistis – yang patut diapresiasi….hehehe [caption id="attachment_217826" align="aligncenter" width="488" caption="Kebersihan sebagian dari iman dokumentasi pribadi."] 135018640699510030 [/caption] Lihat Sosbud Selengkapnya

apa kamu setuju dengan adanya kali bersih di jakarta