Ciriciri desa adalah, adanya konflik dan persaingan, kegiatan bekerja, sistem tolong-menolong, gotong-royong,musawarah. Desa memiliki perkembangan tersendiri, yaitu desa swadaya, desa swakarya dan terakhir adalah desa swasembada. Desa menurut tingkatan ini memiliki karakteristik yang berbeda, dan memiliki ciri-ciri. 1 Desa Swadaya Ciri-cirinya: a. Sebagai besar kehidupan penduduknya masih menggantungkan pada alam b. Hasilnya untuk mencukupi kebutuhan sehari c. Administrasi desa belum dilaksanakan dengan baik d. Lembaga-lembaga desa belum berfungsi dengan baik e. Tingkat pendidikan dan produktivitas penduduknya masih rendah f. 66048 Tahukah Anda berapa jumlah desa dan kelurahan di Indonesia. Data Badan Pusat Statistik No 66 Tahun 2016 menyebut ada 74.754 desa dan 8.430 kelurahan di seluruh Indonesia. Lalu tahukah Anda bahwa berdasar perkembangannya, desa terbagi menjadi 4 kelompok yakni Desa Tradisional, Desa Swadaya, Desa Swakarya dan Desa Swasembada. Sedesa, seperti sahabat sekalian ketahui bahwa desa memiliki jenis dan karakteristik yang berbeda antara satu desa dan desa yang lainnya. Di Indonesia setidaknya ada 3 jenis desa dengan klasifikasi atau karakteristiknya yaitu, Desa Swadaya, Desa Swakarsa dan Desa Swasembada. Sebelum kita lebih jauh membahas tentang Jenis dan LetakGeografis. - Desa Pematang Johar secara geografis terletak pada ketinggian ¬+ 0 - 25 m (dari Permukaan laut) - Curah hujan : 0 - 30 mm / tahun. - Suhu rata - rata : 24 0C - 310 C. - Bentangan Wilayah : Dataran rendah. Batas Wilayah. - Sebelah Utara berbatasan dengan Sei Seruwei Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan. DesaSwadaya. Tipe desa swadaya atau desa yang mulai berkembang memiliki penduduk yang mulai mandiri. Artinya, desa tersebut sudah mulai bisa memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Masih seperti desa tradisional, penduduk di desa ini masih dipengaruhi oleh keadaan alam dan letak geografis. (Baca juga: Klasifikasi Desa Berdasarkan Mata Pencaharian) n8Rx. Desa swadaya menjadi salah satu jenis desa yang ada dalam klarifikasi-klarifikasi geografi. Desa atau wilayah dan perwilayahan ini akan mudah ditemukan pada sebagian daerah di Indonesia terutama di bagian Indonesia Timur dan Tengah. Meskipun tidak menuntup kemungkinan untuk di Bagian Barat Indonesia juga masih mudah menemukan karakteristik desa ini. Oleh karena itulah sebagai penjelasan lebih lanjut, tulisan ini akan mendeskripsikan tentang pengertian desa swadaya, ciri, dan contohnya. Pada Desa Swadaya, kerapkali memandang sebagai definisi desa yang sangat terpojokkan. Umumnya terletak di pedalaman yang jauh dari pusat keramaian, terutama kota. Jika berkunjung desa dengan ketegori ini, maka jangan harap mendapatkan sinyal internet, mol, dan bagunan lainnya mudah ditemukan. Oleh karena itulah pentingnya Desa Swadaya ini untuk digerakan dalam pembangunannya di era kehidupan masyarakat. Hal ini dilakukanguna untuk membagun pemerataan sosial antara interkasi desa dan kota di Indonesia. Pengertian Desa Swadaya Desa swadaya adalah wilayah yang masih lekat dengan sistem tradisi budaya di masyarakat serta memiliki lembaga sosial primer yang belum melakukan pengembangan secara menyeluruh, sehingga pada daerah ini lebih disematkan pada wilayah terpencil dan kurang bersosialisasi sehingga segala bentuk pembangunan dari pemerintah terjadi perhambatan. Ciri Desa Swadaya Sedangkan untuk karakteristik yang ada di dalam Desa Swadaya ini, antara lain; Terisolir Daerah ini memiliki ciri sebagai daerah yang terisolir dengan dunia luar. Saking terisolirnya bahkan tidak heran sinyal internet pun susah didapatkan. Dampak dari letak desa swadaya yang terisolir inilah penduduknya jadi jarang melakukan komunkasi serta mengikuti arus globalisasi. Penduduknya Jarang-jarang Penduduk yang jarang-jarang merupakan salah satu ciri Desa Swadaya, yang akhirnya berakibat dari wilayah ini menjadi terdeskriminasikan dengan wilayah lain. Letak pedalaman membuat kelengkapan masyarakat yang berkeinginan hidup lebih maju perlahan-lahan meninggalkan daerah tersebut hingga sedikit jumlah penduduk yang tinggal di daerah desa swadaya. Bermata Pencaharian Agraris yang Homogen Mayoritas penduduk desa swadaya memiliki mata pencaharian bidang agraris. Seperti pertanian, nelayan, dan lain-lain. Namun pekerjaan tersebut bersifat homogen. Homogen mengandung arti berubah-ubah. Pekerjaan mereka masih menggantungkan musim karena tidak dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh desa. Tertutup Masyarakat desa swadaya bersifat tertutup. Tertutup disini mengandung arti tidak dapat menerima perubahan dari luar. Mereka masih menanggap bahwa berkehidupan yang terisolir menimbulkan kenyamanan tersendiri untuk mereka, terutama dapat lebih dapat menjaga marwah warisan dari Nenek Moyang. Menomor Satukan Adat Istiadat Adat istiadat menjadi alasan masyarakat di desa swadaya enggan bersikap terbuka. Mereka masih menjunjung tinggi adanya berbagai macam norma yang berlaku di masyarakat dan tidak mau terbuka dengan perubahan, sehingga norma-nor tersebut sebagian bersifat kaku jika diterapkan oleh dunia luar. Seperti tidak menerima pembangunan Jalan Raya, tidak mau ada telekomunkasi, dan lain sebaginya. Buta Teknologi Buta teknologi yang dialami oleh masyarakat pedesaan swadaya ditimbulkan karena daerah mereka yang terisolir dan sifat masyarakat yang bersikap tertutup. Ditambah pula daerah yang terisolir membuat sinyal internet tidak dapat merasuk daerah tersebut. Sehingga buta teknologi makin merambah masyarakat daerah desa swadaya. Kurangnya Sarana dan Prasarana Di daerah desa swadaya, sarana dan prasarana yang tersedia tidak lengkap. Sebagai contoh apabila penduduk di daerah tersebut yang hendak melahirkan masih percaya kepada dukun bayi. Dikarenakan tidak tersedianya rumah sakit bersalin yang dibangun pada daerah desa swadaya. Gotong Royong Masih Kental Masyarakat desa swadaya memiliki ciri yang melakat, yakni masih menjunjung tinggi gotong royong. Hajatan yang diacarakan oleh warga seperti pernikahan dan lain sebagainya masih menggunakan masak besar secara bersama sebagai penyediaan makanan. Keluarga Memegang Pengawasan Sosial Dalam desa swadaya, sifat kekeluargaan begitu kental. Setiap penduduknya menganggap seluruh penduduk desa tersebut adalah sanak saudara. Sehingga dalam arti penduduk daerah desa swadaya saling mengenal satu sama lain, bahkan hubungan mereka selayakmana saudara. Belum Memaksimalkan Potensi Daerah Penduduk desa swadaya memiliki ciri yang khas, yakni salah satunya belum memaksimalkan potensi daerah mereka. Sebagai contoh masyarakat sering bergonta-ganti mata pencaharian karena masih terpaku dengan perubahan musim yang ada di wilayah tersebut. Contoh Desa Swadaya Adapun untuk beragam contoh-contoh yang bisa disebutkan dalam golongan Desa Swadaya di Indonesia ini, antara lain; Desa Kanekes Wilayah yang bisa golongkan dalam Desa Swadaya ini sendiri misalnya saja di Provinsi Banten yang dulunya masuk dalam Provinsi Jawa Barat. Desa ini sendiri ialah Kanekes dengan masyarakat yang tinggal disana suku yakni Baduy. Suku Baduy yang bertempat tinggal di Desa Kanekes disebut sebagai bagian Swadaya lantaran sebagai besar masyarakat disana masih memang erat kebudayaan dengan sangat kental. Misalnya saja soal pemilihan Kepala Desa yang tidak mempergunakan prinsip Demokrasi akan tetapi lebih mengutamakan dengan adat dan istiadat. Nah, itulah tadi rangkaian tulisan yang memberikan pengulasan serta penjelasan terkait dengan pengertian Desa Swadaya, ciri, dan contohnya di Indonesia. Semoga melalui artikel ini memberikan wawasan serta menambah edukasi mendalam bagi segenap pembaca sekalian. Ciri ciri Desa Swadaya bisa diklasifikasikan untuk desa yang mempunyai tingkat perkembangan kurang. Desa swadaya maih bersifat sangat tradisional dan umumnya letaknya juga jauh dari pusat kegiatan ekonomi termasuk juga untuk pengurusan administrasi. Desa swadaya juga biasanya terisolasi dengan daerah lain sehingga tidak mendapatkan pengaruh dari luar baik dari posisi positif atau negatif. Dengan begini, masyarakat akan sangat terikat dengan adat istiadat yang berlaku dan jumlah penduduk desa tersebut biasanya juga sedikit sehingga lebih mudah mengenal satu dengan yang lain dan hubungan masyarakat desa semakin erat. Begitu juga untuk sarana dan prasarana desa swadaya juga tidak memadai dan biasanya lembaga yang tersedia juga sangat sederhana. Ini menyebabkan tingkat pendidikan pada daerah tersebut terbilang rendah dan produktivitas pemakaian teknologi juga kurang. Agar bisa lebih jelas, berikut akan kami jelaskan tentang ciri ciri desa swadaya lengkap dengan contohnya yang sangat penting untuk anda ketahui. Ciri Ciri Desa Swadaya Ciri ciri dari desa akan tergantung dari masing masing karakter seperti desa swadaya, desa swakarya dan desa swasembada. Berikut ini akan kami jelaskan ciri ciri desa swadaya secara lengkap yang menjadi pembeda dari karakter desa lainnya. Memiliki Penduduk yang Minim Hampir sama seperti jenis desa yang lain, salah satu ciri ciri dari desa swadaya adalah penduduk yang masing sangat jarang atau minim. Pendidikan Masyarakat Masih Rendah Ciri desa swadaya selanjutnya adalah pendidikan dari masyarakat desa swadaya masih sangat rendah. Ini disebabkan karena generasi berikutnya akan melanjutkan pekerjaan orang tua sehingga sekolah tidak dijadikan pilihan untuk anak anak. Mata Pencaharian Sebagai Petani Biasanya, mata pencaharian dari penduduk yang tinggal di desa swadaya adalah sebagai petani. Hasil dari pertanian tersebut terkadang tidak dijual namun hanya untuk dikonsumsi sendiri. Meski akan dijual, hasil dari pertanian tersebut hanya akan dijual pada wilayah yang kecil saja. Topografi Berbukit Bukit atau Bergunung Gunung Topografi dari desa swadaya juga berbeda dengan wilayah lain karena memiliki topografi yang berbukit bukit atau bergunung gunung. Untuk itu, penyebab dari sebuah desa menjadi desa swadaya terkadang terjadi bukan karena faktor masyarakat namun karena wolayah yang sulit untuk berinteraksi dengan wilayah lainnya. Lembaga Masih Sangat Sederhana Lembaga lembaga yang ada di desa swadaya juga masih sangat sederhana akibat jumlah penduduknya yang juga masih sangat minim. Penduduk Masih Sangat Terisolir Karena daerah dari desa swadaya masih sangat terpencil dan terisolir dari dunia luar, maka terkadang sinyal internet pun juga sangat sulit didapatkan. Dampaknya, desa swadaya jarang sekali melakukan komunikasi dan juga mengikuti arus globalisasi. Lebih Tertutup Ciri ciri desa swadaya selanjutnya adalah masih bersifat tertutup. Tertutup yang dimaksud disini adalah tidak bisa menerima perubahan yang berasal dari luar dan masih beranggapan jika kehidupan yang terisolir akan memberikan kenyamanan untuk mereka khususnya dalam menjaga warisan nenek moyang. Mengutamakan Adat istiadat Adat istiadat menjadi salah satu alasan masyarakat desa swadaya tidak ingin bersikap lebih terbuka. Ini dilakukan karena mereka masih menjunjung tinggi berbagai norma yang berlaku di masyarakat serta tidak ingin menerima perubahan. Ini menyebabkan norma norma tersebut sebagian bersifat kaku jika diterapkan untuk masyarakat di luar desa tersebut seperti contohnya tidak menerima pembangunan jalan raya, tidak ingin menambah telekomunikasi dan lainnya. Kurangnya Sarana dan Prasarana Ciri desa swadaya berikutnya adalah kurangnya sarana dan prasarana pada desa tersebut. Sebagai contoh, jika penduduk di desa tersebut ada yang akan melahirkan, maka akan dipercayakan pada dukun bayi sebab tidak adanya fasilitas rumah sakit bersalin di desa swadaya tersebut. Potensi Daerah Belum Maksimal Penduduk desa swadaya juga memiliki ciri yang sangat khas yakni belum bisa memaksimalkan potensi yang dimiliki pada daerah tersebut. Sebagai contoh, masyarakat desa swadaya sering berganti mata pencaharian akibat masih terpaku dengan perubahan musim yang terjadi di wilayah desa tersebut. Contoh Desa Swadaya Sesudah mengetahui beberapa ciri ciri desa swadaya yang membuatnya terlihat sangat berbeda dengan jenis desa lain, berikut akan kami berikan contoh desa swadaya yang ada di wilayah Indonesia. Desa Kanekes Desa Kanekes adalah salah satu contoh desa swadaya yang ada di Provinsi Banten dan dihuni oleh suku Baduy. Suku Baduy menempati desa Kanekes sebagai bagian dari desa swadaya karena masyarakat masih sangat memegang erat kebudayaan seperti pemilihan Kepala Desa yang tidak memakai prinsip Demokrasi namun lebih mementingkan adat istiadat. Desa ini letaknya sangat terpencil jika dibandingkan dengan desa desa lain disekitarnya dan jumlah penduduknya berjumlah sekitar jiwa. Untuk mata pencaharian desa ini adalah bertani di area sawah dan tanah perkebunan. Desa Sugihwaras Desa Sugihwaras terletak di Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur. Seperti desa Kanekes, masyarakat yang tinggal di desa Sugihwaras juga berprofesi sebagai petani dan mengandalkan hasil pertanian tersebut untuk bertahan hidup. Warga dari desa Sugihwaras ini melakukan segalanya dengan cara bergotong royong termasuk juga untuk membangun sesuatu. Penduduk desa Sugihwaras secara sukarela menyumbangkan dana dan juga tenaga mereka untuk membangun berbagai fasilitas minim di desa mereka seperti jembatan, jalan setapak dan sebagainya. Demikian ulasan singkat yang bisa kami berikan kali ini tentang ciri ciri desa swadaya yang masih belum terpengaruh dengan dunia luar dan masih sangat mempertahankan adat istiadat beserta dengan contoh desa swadaya yang ada di Indonesia. Disamping itu mungkin anda perlu Memahami Maksud Kategori Desa Berkembang, Maju, Mandiri Dan Tertinggal. Ev0 c. Pusat Produksi d. Pusat Perdagangan Jawaban C Pusat Produksi 2. Berikut yang bukan merupakan bentuk interaksi keruangan, yaitu... a. komunikasi b. mobilisasi penduduk c. transportasi d. pertumbuhan Jawaban D Pertumbuhan 3. Secara geografis, umumnya desa swadaya letaknya.. a. berdekatan dengan kawasan-kawasan industri b. mengikuti pola aliran sungai atau pantai c. dekat dengan ibukota kecamatan/kabupaten d. terisolir dengan wilayah-wilayah lain Jawaban D terisolir dengan wilayah-wilayah lain Terkini Desa swadaya menjadi pelecok satu tipe desa yang suka-suka dalam klarifikasi-klarifikasi geografi. Desa alias distrik dan perwilayahan ini akan mudah ditemukan pada sebagian daerah di Indonesia terutama di penggalan Indonesia Timur dan Tengah. Biarpun enggak menuntup kemungkinan kerjakan di Fragmen Barat Indonesia pula masih mudah menemukan karakteristik desa ini. Oleh karena itulah sebagai penjelasan lebih jauh, tulisan ini akan mendeskripsikan adapun pengertian desa swadaya, ciri, dan contohnya. Desa Swadaya Pengertian Desa Swadaya Ciri Desa Swadaya Terisolir Penduduknya Jarang-sulit Bermata Pencaharian Agraris yang Homogen Terkatup Menomor Satukan Adat Istiadat Buta Teknologi Kurangnya Media dan Prasarana Sanggang Royong Masih Kental Tanggungan Memegang Pengawasan Sosial Belum Memaksimalkan Potensi Daerah Eksemplar Desa Swadaya Desa Kanekes Sebarkan ini Posting terkait Puas Desa Swadaya, kerapkali memandang sebagai definisi desa yang habis terpojokkan. Umumnya terdapat di pedalaman nan jauh dari pusat keramaian, terutama ii kabupaten. Jika menyadran desa dengan ketegori ini, maka jangan minta mendapatkan sinyal internet, mol, dan bagunan lainnya mudah ditemukan. Oleh karena itulah pentingnya Desa Swadaya ini bakal digerakan n domestik pembangunannya di era hidup umum. Peristiwa ini dilakukanguna bagi membagun pemerataan sosial antara interkasi desa dan kota di Indonesia. Pengertian Desa Swadaya Desa swadaya ialah kawasan yang masih lekat dengan sistem pagar adat budaya di masyarakat serta memiliki rang sosial primer yang belum melakukan ekspansi secara mondial, sehingga pada wilayah ini makin disematkan plong wilayah terpencil dan kurang bersosialisasi sehingga segala apa susuk pembangunan dari pemerintah terjadi perhambatan. Ciri Desa Swadaya Sementara itu bakal karakteristik yang suka-suka di internal Desa Swadaya ini, antara lain; Terisolir Provinsi ini n kepunyaan ciri sebagai daerah yang terisolir dengan mayapada luar. Saking terisolirnya sampai-sampai tak heran sinyal internet pun susah didapatkan. Dampak dari letak desa swadaya yang terisolir inilah penduduknya jadi jarang melakukan komunkasi serta mengikuti arus globalisasi. Penduduknya Jarang-jarang Penghuni yang jarang-sulit adalah salah satu ciri Desa Swadaya, nan akhirnya berakibat terbit negeri ini menjadi terdeskriminasikan dengan kawasan lain. Letak pedalaman membuat kecukupan publik nan berkeinginan hidup lebih maju perlahan-lahan meninggalkan daerah tersebut sampai rendah total penduduk yang tinggal di kewedanan desa swadaya. Bermata Pencaharian Agraris yang Homogen Mayoritas penghuni desa swadaya memiliki mata pencaharian bidang agraris. Seperti pertanian, nelayan, dan tak-lain. Sekadar pekerjaan tersebut bersifat homogen. Homogen mengandung kebaikan berubah-ubah. Pekerjaan mereka masih mencangkekan musim karena lain dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh desa. Terkatup Mahajana desa swadaya bersifat tertutup. Tertutup disini mengandung fungsi tidak dapat menerima transisi dari asing. Mereka masih menanggap bahwa berkehidupan yang terisolir menimbulkan kenyamanan tersendiri bagi mereka, terutama dapat lebih dapat menjaga marwah pusaka berasal Nenek moyang. Menomor Satukan Pagar adat Tali peranti menjadi alasan awam di desa swadaya berat tulang berpose longo. Mereka masih menjunjung tinggi adanya berbagai ragam tipe norma yang dolan di masyarakat dan tidak mau terbuka dengan perubahan, sehingga norma-nor tersebut sebagian bersifat dogmatis takdirnya diterapkan oleh dunia luar. Seperti tidak menerima pembangunan Perkembangan Raya, tidak mau ada telekomunkasi, dan tak sebaginya. Buta Teknologi Buta teknologi nan dialami oleh awam pedesaan swadaya ditimbulkan karena daerah mereka yang terisolir dan sifat masyarakat yang bersikap tertutup. Ditambah lagi daerah yang terisolir membuat sinyal internet tidak dapat merasuk area tersebut. Sehingga buta teknologi makin merambah masyarakat daerah desa swadaya. Kurangnya Kendaraan dan Prasarana Di wilayah desa swadaya, sarana dan prasarana yang tersaji enggak lengkap. Sebagai model apabila warga di kewedanan tersebut nan hendak melahirkan masih berkeyakinan kepada dukun bayi. Dikarenakan tidak tersedianya rumah sakit melahirkan yang dibangun pada daerah desa swadaya. Gotong Royong Masih Kental Publik desa swadaya memiliki ciri nan melakat, yakni masih menjunjung tinggi sanggang royong. Hajatan yang diacarakan maka dari itu warga begitu juga akad nikah dan enggak sebagainya masih menggunakan menguning besar secara bersama perumpamaan penyediaan makanan. Keluarga Memegang Pengawasan Sosial Intern desa swadaya, sifat kontak begitu kental. Setiap penduduknya menganggap seluruh penduduk desa tersebut adalah sanak saudara. Sehingga dalam kurnia warga daerah desa swadaya saling mengenal satu ekuivalen tidak, bahkan korespondensi mereka selayakmana tali pusar. Belum Mengintensifkan Potensi Wilayah Warga desa swadaya memiliki ciri yang distingtif, yaitu salah satunya belum mengoptimalkan potensi daerah mereka. Perumpamaan contoh masyarakat belalah bergonta-silih ain pencaharian karena masih terpaku dengan perlintasan periode yang ada di wilayah tersebut. Model Desa Swadaya Adapun untuk beragam contoh-model yang dapat disebutkan dalam golongan Desa Swadaya di Indonesia ini, antara bukan; Desa Kanekes Wilayah nan bisa golongkan n domestik Desa Swadaya ini sendiri misalnya saja di Provinsi Banten yang dulunya masuk privat Provinsi Jawa Barat. Desa ini sendiri ialah Kanekes dengan masyarakat yang lewat disana tungkai yakni Baduy. Suku Baduy yang berkampung tinggal di Desa Kanekes disebut ibarat bagian Swadaya lantaran ibarat besar publik disana masih memang damping kebudayaan dengan sangat kental. Misalnya saja soal pemilihan Pengarah Desa yang enggak mempergunakan prinsip Demokrasi akan sekadar lebih mengutamakan dengan adat dan istiadat. Padalah, itulah tadi sangkut-paut catatan yang menyerahkan pengulasan serta penjelasan tercalit dengan pengertian Desa Swadaya, ciri, dan contohnya di Indonesia. Semoga menerobos artikel ini menerimakan wawasan serta menggunung edukasi tekun bagi segenap pembaca sekalian. - Pengertian desa dalam studi geografi ada banyak ragamnya. Perbedaan pengertian desa menurut para ahli muncul karena tingginya variasi kondisi wilayah perdesaan di berbagai negara. Selain itu, ada sejumlah jenis model untuk merumuskan klasifikasi desa. Perkembangan wilayah desa dan interaksinya dengan daerah lain merupakan satu di antara banyak fokus kajian di studi geografi. Oleh sebab itu, Geografi Desa menjadi salah satu cabang dari ilmu geografi. Dengan sudut pandang geografi, desa dikaji dengan pendekatan keruangan, ekologi, dan kompleks wilayah. Mengutip artikel dalam Jurnal Forum Geografi Vol. VIII, No. 14, 1994 bertajuk "Geografi Desa dan Pengertian Desa" karya Dilahur, perbedaan pengertian desa di kalangan ahli sulit dikompromikan karena ada ketidaksamaan persepsi dan latar belakang dalam memandang unit wilayah yang umumnya berada di pinggiran kota ini. Apalagi, menurut Harm J. de Blij dalam Human Geography Culture, Society, and Space 1977241, desa-desa memiliki variasi besar, termasuk dalam ukuran maupun bentuknya. Kesamaan yang umum bisa dilihat, meskipun tidak secara keseluruhan, hanya pada orientasi ekonominyanya pada bidang pertanian. R. Bintarto melalui buku Geografi Desa 1977 mencatat ada beragam pengertian desa dari sejumlah ahli studi perdesaan. Misalnya, Finch 1957 mendefinisikan desa sebagai suatu tempat yang berfungsi, terutama untuk tempat tinggal, dan bukan pusat perdagangan. Desa-desa umumnya ditempati oleh rumah-rumah pertanian, yang biasa dihubungkan dengan bangunan tambahan. Sementara itu, Sutardjo Kartohadikusuma 1953 merumuskan pengertian desa adalah wilayah kesatuan hukum yang menjadi tempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa untuk mengadakan pemerintahan juga Macam-macam Konflik Sosial dan Contohnya di Masyarakat Faktor Pendorong Interaksi Desa-Kota dan Dampak Positif-Negatifnya Di buku lain, Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya 1983, R. Bintarto berpendapat bahwa desa merupakan suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya. Hasil perpaduan itu menjadi wujud atau ketampakan muka Bumi yang ditimbulkan oleh unsur fisiografis, sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang saling berinteraksi di antara unsur-unsur tersebut, dan juga dalam hubungannya dengan daerah-daerah lain. Desa juga menjadi salah satu fokus perhatian program pembangunan di Indonesia. Perhatian ini tercermin dalam pengucuran Dana Desa dari APBN sebagai mandat dari UU Desa. Dalam UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, pasal 1, pengertian desa adalah, "[...] kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan NKRI." Merujuk penjelasan di Modul Panduan Menyususn Kewenangan dan Perencanaan Desa 2015 karya Sukasmanto dan Dina Mariana, UU 6/2014 mengakui kewenangan desa di Indonesia dalam menyelenggarakan pemerintahan desa, pembangunan desa, pembinaan sosial kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat. Dengan kewenangan itu, desa-desa di Indonesia diharapkan bisa memiliki kemandirian, dalam arti berkuasa serta bertanggung jawab penuh atas semua aset miliknya untuk memenuhi hak-hak dasar warga dan penghidupan desa secara berkelanjutan. Ciri-ciri Desa Menurut Tingkat Perkembangannya Studi geografi juga memperhatikan bagaimana desa-desa berkembang. Perhatian itu mendorong adanya konsep yang mengklasifikasikan desa berdasarkan tingkat perkembangannya. Mengutip Modul Geografi Interaksi Keruangan Desa dan Kota 2019 terbitan Kemdikbud, setidaknya terdapat 4 klasifikasi desa berdasarkan tingkat perkembangannya. Klasifikasi pertama ialah desa tradisional atau pra-desa. Tipe desa ini bercirikan pada masyarakatnya yang masih terasing dari kehidupan luar dan sepenuhnya bergantung pada alam di sekitar lingkungan sekitar mereka. Adapun ketergantungan itu terlihat dari cara bercocok tanam, memenuhi kebutuhan pangan, membuat tempat tinggal dan mengolah makanan, serta lain sebagainya. Penduduk desa tipe ini cenderung tertutup dan komunikasinya dengan masyarakat di luar daerahnya minim. Sementara itu, 3 klasifikasi desa lainnya adalah Desa Swadaya, Desa Swakarya, dan Desa Swasembada. Sebagai catatan, tiga klasifikasi desa ini lebih jelas cirinya-cirinya. Berikut ini ciri-ciri tiga tipe desa berdasarkan tingkat perkembangannya tersebut. 1. Ciri-ciri Desa Swadaya Penduduk masih jarang Penduduk masih terikat pada adat istiadat Lembaga sosial yang ada di desa masih sederhana Tingkat pendidikan masyarakat desa rendah Produktivitas tanah di desa rendah Kegiatan penduduk dipengaruhi oleh keadaan alam Topografi berupa pegunungan atau perbukitan Lokasi desa terpencil Mayoritas penduduk sebagai petani Kegiatan ekonomi masyarakat bersifat subsisten Masyarakat cenderung tertutup terhadap pihak luar Sistem perhubungan dan transportasi di desa kurang berkembang Sebagian besar kehidupan penduduknya masih menggantungkan pada alam Hasil usaha digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Administrasi belum dilaksanakan dengan baik Lembaga-lembaga desa belum berfungsi dengan baik Tingkat Pendidikan dan produktivitas penduduknya masih rendah Belum mampu menyelenggarakan urusan pemerintahan sendiri. 2. Ciri-ciri Desa Swakarya Adat istiadat sudah mengalami perubahan Adat istiadat mulai longgar Pengaruh dari luar mulai masuk sehingga masyarakatnya mengalami perubahan cara berpikir Mata pencaharian masyarakat mengalami diversifikasi Mata pencaharian penduduk mulai beragam Lapangan kerja bertambah sehingga produktivitas meningkat Gotong royong lebih efektif Pemerintahan desa berkembang baik Masyarakat desa mampu meningkatkan kehidupannya dengan hasil kerjanya sendiri Bantuan pemerintah hanya sebagai stimulan saja Administrasi desa sudah berjalan Lembaga sosial dan Lembaga pemerintahan sudah berfungsi Sudah ada hubungan dengan daerah sekitar Sudah mampu menyelenggarakan urusan pemerintahan sendiri. 3. Ciri-ciri Desa Swasembada Ikatan adat istiadat yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi sudah tidak berpengaruh pada masyarakat. Lokasi desa swasembada biasanya dekat dengan kota kecamatan,kota kabupaten, kota provinsi, yang tidak masuk wilayah kelurahan. Semua keperluan hidup pokok dapat disediakan desa sendiri. Alat teknis yang digunakan untuk memenuhi keperluan hidup lebih modern. Lembaga sosial ekonomi dan budaya sudah dapat menjaga kelangsungan hidup penduduknya. Mata pencaharian penduduk beragam, perdagangan dan jasa sudah berkembang. Pendidikan dan keterampilan penduduk sudah tinggi. Hubungan dengan daerah sekitarnya berjalan lancar. Kesadaran penduduk mengenai kesehatan tinggi. Gotong royong masyarakatnya tinggi. Pola pikir masyarakat lebih rasional. Pengelolaan administrasi sudah dilanksanakan dengan baik. Lembaga sosial dan pemerintahan sudah berfungsi dengan baik. Sarana dan prasarana desa lengkap. Sudah mampu menyelenggarakan urusan pemerintahan sendiri. Sementara itu, dalam buku Indeks Pembangunan Desa 2018 terbitan Badan Pusat Statistik BPS, kategorisasi desa berdasar perkembangannya dibedakan jadi 3 jenis . Sebanyak desa di Indonesia dikategorisasikan menjadi Desa Mandiri, Desa Berkembang, dan Desa Tertinggal. Sejumlah desa 7,43% masuk dalam kategori Desa Mandiri. Sementara itu, desa 73,4% masuk kategori Desa Berkembang. Sisanya, sejumlah desa masih berstatus Desa Tertinggal. Desa Mandiri adalah desa yang memiliki ketersediaan dan akses terhadap pelayanan dasar yang mencukupi, infrastruktur yang memadai, aksesibilitas/transportasi yang tidak sulit, serta pelayanan umum dan penyelenggaraan pemerintahan yang dianggap sangat baik. Adapun yang dimaksud dengan Desa Berkembang ialah desa yang sudah memiliki ketersediaan dan akses kepada pelayanan dasar, infrastruktur, aksesibilitas/transportasi, layanan umum, dan penyelenggaraan pemerintahan dengan kualitas cukup memadai. Terkait dengan kategori terakhir, Desa Tertinggal yaitu desa yang punya ketersediaan dan akses terhadap pelayanan dasar, infrastruktur, aksesibilitas/transportasi, pelayanan umum, dan penyelenggaraan pemerintahan dengan kualitas masih rendah. - Pendidikan Penulis Addi M IdhomEditor Iswara N Raditya

secara geografis umumnya desa swadaya letaknya